KomentarNews.ID
Kepekaan kita terhadap sekitar lingkungan ternyata membawa dampak besar bagi kita, untuk memikirkan bagaimana menangkap peluang maupun mencari solusinya dari sisi sosial, ekonomi dan prospek peluang yang sudah ada didepan mata kita.
Mungkin hal inilah yang harus diketahui oleh warga Indonesia khususnya Sulut, agar dalam menjalankan jenis usaha salah satunya harus melihat akan sisi peluang apa yang saat ini lagi branding dalam merintis usaha bisnis. Berikut petikan penjelasan dari salah satu taipan Pengusaha ternama dari Jakarta.
Sebagaimana dilansir FIN.CO.ID bahwa Founder Lippo Group Mochtar Riady, mengatakan generasi muda harus peka dan kritis terhadap masalah yang terjadi di sekitar.
Setiap orang mesti sensitif terhadap segala perubahan, sehingga tahu apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan sebuah brand atau perusahaan.
”Sense of crisis perlu dimiliki oleh generasi muda. Itu merupakan yang paling dasar supaya setiap orang sensitif terhadap segala perubahannya. Dengan demikian kita tahu apa yang harus dilakukan,” kata Mochtar Riady dalam acara CEO Power Breakfast di Aryaduta Hotel, Jakarta, Rabu (25/02) lalu
Ditambahkannya, sekarang bukan lagi bicara soal digitalisasi, tapi kita sudah masuk pada era artificial intelligence (AI). Ia menilai pada tahap ini, Indonesia masih berfokus pada ekonomi digital.
”Ekonomi digital itu ciri khasnya adalah seri of economy. Seri of economy itu untuk meningkatkan suatu efisiensi dari penggunaan sumber daya,” ungkapnya.
Tujuan dari ekonomi digital, sambung dia, harus berdasarkan kepentingan rakyat, terutama yang tinggal di daerah-daerah terpencil sehingga akan bermanfaat bagi kehidupan mereka.
”Kalau kita bicara ekonomi digital ini, yang perlu dipikirkan apakah digital itu hanya ditujukan kepada kelas atas atau rakyat banyak di pedesaan. Pandangan saya digital harus masuk desa, ini baru bermanfaat,” tutur Mochtar.
Pendiri Lippo Group ini Mochtar Riady menjadi pembicara “CEO Power Breakfast” bertajuk Biulding a Lasting Legacy in the Digital Economy Area di Aryaduta Hotel, Jakarta, Rabu (27/02).
Pengusaha yang genap berusia 90 tahun itu, menambahkan perlu adanya suatu pasar digital. Dengan begitu, petani bisa menggunakan pasar tersebut untuk menjual hasil buminya dengan harga pasar.
”Sekarang ini petani tidak mungkin bisa menjual hasil buminya langsung ke pasar, harus melalui berbagai intermediatte sehingga selalu jual dengan harga murah.
Nantinya, jika ada pasar digital maka petani bisa menjual barang hasil buminya yang mahal. Dari situ, petani mempunyai keuntungan sehingga pengentasan kemiskinan ini bisa terwujud,” paparnya.
Menurutnya, faktor lain seperti kesehatan dan pendidikan juga harus difokuskan melalui digital masuk desa ini. Sehingga, akan sangat membantu serta memudahkan masyarakat di pedesaan.
”Di era digital ini yang perlu kita tekuni bukan fokus digitalisasi ini hanya melayani orang kota, kita perlu masuk desa untuk menolong orang-orang di desa,” pungkas Mochtar.
Diketahui makna arti dari Sense of Crisis" umumnya tentang makna kepekaan terhadap suatu suasana yang sedang dihadapi seseorang, kelompok, atau masyarakat.(tim/heq/rls/ful/fin)