Jakarta, KomentarNews.ID- Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2014. Di mana KEK Bitung memiliki lokasi yang sangat strategis dan merupakan pintu gerbang ekonomi ke negara-negara di Asia Timur dan Pasifik.
Aksesibilitas tersebut didukung dengan adanya Pelabuhan Hub Internasional Bitung sebagai hub perdagangan bagi Kawasan Timur Indonesia.
Berjarak 44 km dari Ibukota Manado, KEK Bitung ke depan diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan dan distribusi barang serta penunjang logistik di kawasan timur Indonesia.
Dengan total area seluas 534 ha, KEK Bitung berbasis pada keunggulan komoditas daerah Provinsi Sulawesi Utara. Selain itu Kota Bitung yang selama ini dikenal bagai salah satu penghasil ikan (sentra) terbesar di Indonesia, KEK Bitung fokus pada industri pengolahan perikanan untuk menghasilkan komoditi ekspor berkualitas internasional.
Selain perikanan, KEK Bitung juga fokus pada industri kelapa beserta produk turunannya yang memiliki pasar yang sangat luas dan diminati baik dalam skala nasional maupun internasional.
Berdasarkan potensi wilayah dan keunggulan geostrategis, KEK Bitung diharapkan mampu mendorong hilirisasi dan mendongkrak daya saing sektor perikanan, agro, farmasi dan diproyeksikan menarik investasi sebesar Rp.32,89T dan diproyeksikan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 34.710 tenaga kerja hingga tahun 2025.
Namun disayangkan hingga memasuki tahun usianya yang ke 9 tahun ini, belum terlihat moncer sebab progresnya belum berjalan sebagaimana diharapkan. Bahkan belakangan santer berhembus kabar status KEK Bitung, akan bernasib sama dengan KEK Likupang dimana terancam dibekukan pemerintah pusat akibat progresnya selama ini kurang menggembirakan.
Bertolak alasan tersebut, Tim Kecil Staf khusus Walikota dan Wakil Wali Kota Bitung terdiri Petrus Tuange SE selaku Koordinator Staf Khusus Pemkot Bitung, Lukman Umar Lamato MSc, Capt Petrus Singale, Tonny Yunus SE, Noldy Lamalo, Ricky Tulalo SH, yang turut didampingi unsur birokrat Pemkot Bitung, Asisten II Pemkot Bitung (perekonomian dan pembangunan) Drs Sikamang MAP, melakukan upaya berburu calon investor di Ibukota Negara, Jakarta.
Esensi perburuan calon investor pengembang KEK ini sama sekali ditempuh diluar pakem normative yang identik dengan menggantungkan harap pada suprort APBD maupun APBN.
“Tugas yang kami jalani saat ini diluar konteks tersebut. Sebaliknya bagaimana mencari peluang dengan menggaet kalangan swasta murni yang aple to aple dengan maksud dan tujuan utama perburuan kami. Jadi, dalam semangat membangun KEK dengan tanpa ABPD-APBN merupakan terobosan baru Staf Khusus Wali Kota dn Wakil Wali Kota Bitung melihat kondisi bangsa saat ini dalam kondisi sangat memprihatinkan di bidang keuangan,” tegas Lukman Umar Lamato MSc.
Usai manjajaki serangkaian komunikasi awal, tim kecil akhirnya terkoneksi dengan sebuah perusahan jasa keuangan ternama tanah air yang belakangan lagi naik daun namanya bernama Ascort Asia Group (AAG).
AAG dikenal sebagai sebuah perusahan jasa yang menyediakan berbagai layanan dan solusi bagi kapitalis swasta individu, klien industri jasa keuangan skala menengah dan besar, khususnya untuk entitas terkait Perbankan & Jasa Keuangan, di bidang peningkatan kompetensi untuk semua staf, optimalisasi sumber daya internal dalam metodologi yang paling efisien & efektif, membantu perusahaan dalam proses rekrutmen & seleksi rahasia untuk level menengah ke C-Level dan menyarankan proses transformasi untuk perusahaan pasca merger & akuisisi atau perusahaan yang memulai unit bisnis baru dalam organisasi yang membutuhkan manajemen perubahan budaya dan penggalangan dana ritel dengan model sumber daya yang unik untuk mendukung pembiayaan proyek.
Rekam jejak di bidang pengembangan KEK di tanah air yang berujung sukses terdiri; kesiapan kawasan KEK di Kalimantan Timur, yakni Pelabuhan Peti Kemas Kariangau. Kemudian , Pengembangan kawasan KEK pelabuhan Baai Provinsi Bengkulu yang bekerjasama dengan kantor Pelindo pusat.
Tim Kecil ini kemudian memaparkan kondisi terkini dari keberadaan KEK Bitung dihadapan manjemen AAG, yang saat itu dipimpin langsung Direktur Utama Saud El Hujjaj, Deddy Amiruddin (Direktur Bisnis dan Operasional), Agus Dwi Taro (Direktorat Kawasan Ekonomi Khusus), Risha Aulia Fitriani (Staff Pengembangan Bisnis), Andinta S. Kertadikusumah – Legal, Enzi – partner. Pertemuan ini digelar di kantor AAG yang berkedudukan di Pakuwon Tower, 30th Floor, Jl. Raya Kasablanka Kav.88, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa 11 Juli.
Asisten II Pemkot Bitung Sikamang MAP berkesempatan memaparkan kondisi lapangan terkini terkait keberadaan KEK Bitung.
Kemudian secara silih berganti keberadaan kritis KEK Bitung dengan segala langkah-langkah penyelamatan disampaikan Koordinator Staf Khusus Petrus Tuange, Lukman Umar Lamato MSc, Noldy Lamalo dan Tonny Yunus.
Tuange menekankan soal pentingnya pijakan awal dalam upaya penyelamatan KEK Bitung dengan tetap kembali memfokuskan diri pada semangat luhur dari sejarah lahirnya KEK Bitung itu sendiri.
“Kami senantiasa sangat mengandalkan potensi kearifan local Kota Bitung yakni dari sector perikanan. Karena itu merupakan pintu masuk bagi eksistensi KEK Bitung ke depan, dimana tak lain dan tak bukan demi kemaslahatan masyarakat yang ada di Kota Bitung,” ucap Tuange yang juga mantan Bupati Kabupaten Talaud ini.
Berikutnya, Lukman Lamato Staf Khusus yang punya track record di bidang politik pun wawasan kepelabuhanan menyampaikan kerinduannya untuk menghidupkan KEK Bitung yang sedang dihadang problematika tantangannya.
“Ada begitu banyak prospek positif yang bisa mendatangkan multiplier effect bagi pemerintah dan masyarakat Kota Bitung. Bilamana di Barat ada Batam Port, kami rindu ke depannya di kawasan timur Indonesia hadir Bitung Port, sama seperti di Makassar ada Makassar New Port kami berkerinduan juga menghadirkan Bitung New Port di Kota Bitung, Propinsi Sulawesi Utara.
Pergerakan roda perekonomian akan berputar dengan lancar bilamana KEK Bitung dihidupkan kembali dengan standar kesiapan infrastruktur yang memenuhi standarisasi nasional dan Internasional.
“Sejatinya Busines plan KEK sudah disiapkan, namun kami juga menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga bilamana kerjasama ini mampu direalisasikan, sudah pasti dampak positif terbesar akan dirasakan pada aspek perekrutan tenaga kerja dimana dipastikan akan menurunkan jumlah angka pengangguran di daerah kami,” timpal Tonny Yunus, Staf khusus Bitung yang membidangi soal Ketenagakerjaan ini.
Terkait segala daya upaya lobi-lobi ini, Staf Khusus Petrus Singale ini menegaskan, kesemuanya dilakukan semata-mata keterpanggilan sebagai warga Kota Bitung dalam mendukung program pemerintah di berbagai aspek.
“Untuk jajaran direksi AAG yang ada, mau disampaikan bahwa curhatan kami ini murni pemberian diri kami yang rindu melihat daerah kami makin maju di kemudian hari. Dan sama sekali tanpa dibayangi agenda lainnya ataupun kepentingan pribadi lepas pribadi anggota tim kami. Dan tidak kalah pentingnya kami hendak membantu Bapak Wali Kota Ir Maurits Mantiri MM dan Wakil Wali Kota Bitung Hengky Honandar SE dalam upaya mensejahtrakan msyarakat di Kota Bitung,” pungkas Singale yang adalah mantan Kepala KSOP Kota Bitung.(*/vvip)