Rahmat Dunggio saat membawakan sambutan |
Bitung, KomentarNews.ID- Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Bitung Rahmat Dunggio menyampaikan bahwa perbedaan dalam keberagaman memerdekakan pikiran lewat prinsip-prinsil Bhinneka Tunggal Ika.
Hal ini disampaikan Rahmat pada acara Ibadah Pra Natal di kantornya Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) pada Jumat (16/12/2021).
Dalam sambutannya Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja Pemkot Bitung Rahmat Dunggio berharap, dalam perayaan Natal tahun ini, agar tercapai damai dan kebahagiaan ditengah kemejemukan masyarakat kota Bitung.
“Saya berharap melalui perayaan natal ini kiranya damai dan kebahagiaan senantiasa menyertai kita sekalian dan memberi semangat untuk mewujudkan kehidupan yang bahagia dan sejahtera di tengah kemajemukan masyarakat,” ujar Rahmat.
Lebih lanjut, mantan Sekretaris Kecamatan Ranowulu ini juga menyatakan bahwa Kota Bitung adalah kota yang terdiri atas macam-macam suku, budaya serta keyakinan. Tetapi perbedaan itu, kata dia, tidak menyurutkan keberagamaan di kota multi etnis ini.
“Maka dari itu saya bersyukur tumbuh dan besar di kota Bitung, karena perbedaan dalam keberagaman yang hakiki yang selalu menjunjung tinggi makna kerukunan beragama," tandasnya.
Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, Tema Natal Nasional tahun 2021 adalah “Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan” sangat relevan dengan situasi saat ini untuk keluar dari sekat-sekat suku, budaya, agama, ras dan golongan. Bagi umat Kristiani panggilan tersebut merupakan suatu panggilan untuk menjadi murid sejati, yang mempraktikkan cinta kasih dalam kehidupan berbangsa dan masyarakat.
“Pesan Natal 2021 adalah pesan persahabatan yang membawa kita kembali kepada sejarah bersama bangsa Indonesia, cita-cita bersamanya, dan perjuangan bersama bagi kemanusiaan, bagi Indonesia yang adil dan beradab," jelasnya.
Ia juga menambahkan, bahwa agama adalah sumber dari semua kebaikan, dan bukan sebaliknya sebagai sumber kekerasan. Apabila terjadi konflik dan kekerasan yang mengatasnamakan agama, hal tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap ajaran agama itu sendiri. Kitab-kitab suci diturunkan Tuhan melalui Nabi dan Rasul terpilih untuk menjadi pedoman dan panduan umatnya dalam mengamalkan nilai-nilai kebajikan di dalam kehidupan bersama.
“Kedamaian memberikan kita banyak kesempatan untuk melakukan perbaikan dan amal kebajikan. Melalui peringatan Natal, kita harus benar-benar menyadari panggilan sebagai pribadi yang bersedia mengabdi dengan penuh hikmah. Perayaan Natal juga mengingatkan kita akan pentingnya bersikap bijak dalam menyikapi segala perbedaan," pungkasnya.(*)